قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَلَا
تَعْجَبُونَ كَيْفَ يَصْرِفُ اللَّهُ عَنِّي شَتْمَ قُرَيْشٍ وَلَعْنَهُمْ
يَشْتُمُوْنَ مُذَمَّمًا وَيَلْعَنُوْنَ مُذَمَّمًا وَأَنَا مُحَمَّدٌ ( صحيح البخاري)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ
اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ.
Limpahan puji kehadirat sayyidina
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, makhluk yang paling diagungkan
oleh Allah subhanahu wata’ala dan semua makhluk kecuali oleh para
penduduk neraka, makhluk yang akan tinggal di surga dan tidak satupun
dari penduduk surga kecuali memuliakan sayyidina Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam , maulana Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
habibuna Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , maka runtuhkanlah
seluruh keinginan yang hina demi mendapatkan keinginan yang luhur untuk
bersama kelompok para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam .
Kita telah membaca hadits dari riwayat Shahih Al
Bukhari, dimana para kuffar quraisy karena marahnya kepada nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka tidak lagi menamakan beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam dengan nama Muhammad (yang selalu dipuji)
akan tetapi menamakannya Mudzammam (yang selalu dicaci), mereka kuffar
quraisy tidak mau mengucapkan nama Muhammad, namun Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada para sahabat : “Kalian
melihat mereka (kuffar quraisy) mencaci dan melaknat Mudzammam (orang
yang dicela), sedangkan aku adalah Muhammad (orang yang dipuji)”. Allah
subhanahu wata’ala Yang memberi nama beliau Muhammad (orang yang
dipuji), sehingga orang yang tidak mau memuji beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam, maka ia telah bertentangan dengan kehendak Allah subhanahu
wata’ala Yang telah memberi nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
dengan nama Muhammad (yang banyak dipuji). Mengapa orang-orang tidak mau
banyak memuji nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah karena
hal itu adalah kultus, atau kesyirikan kah?!, padahal Allah lah Yang
telah memberinya nama Muhammad (orang yang banyak puji). Sehingga dengan
ucapan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam itu patahlah ucapan orang
quraisy yang telah menamakan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan
Mudzammam, sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah
Muhammad.
Hadirin yang dimuliakan Allah, Dalam pembahasan kitab Ar Risalah Al Jami’ah kali ini kita akan membahas kalimat :
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Kalimat وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا telah kita bahas di majelis
yang lalu, dan malam ini kita akan membahas kalimat محمد . Terdapat
pertanyaan apakah kata سيدنا boleh diucapkan disaat membaca doa
tasyahhud dalam shalat, dimana selain dalam doa tasyahhud hal itu
boleh-boleh saja, sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku (melakukan) shalat”.
Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam disaat tasyahhud tidak
menamakan dirinya “Sayyidina Muhammad”, maka bolehkah kita menambahi
kata “Sayyidina” dengan dasar sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
ini yang memmerintah kita untuk melakukan shalat sebagaimana beliau
melakukan shalat, maka hal ini tentunya boleh karena hal itu tidak
merubah makna, bahkan hal itu lebih lagi mengangkat kemuliaan dan
derajat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam di hati kita. Begitu juga
dalam bershalawat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hal yang
diperbolehkan untuk kita menambahkan kalimat “sayyidina”, seperti :
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّد
Maka hal yang demikian diperbolehkan, dan juga dikarenakan tidak semua
para sahabat membaca bacaan yang sama seperti bacaan-bacaan yang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ucapkan. Oleh sebab itu ada para
sahabat yang membaca bacaan tidak seperti apa yang dibaca oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu ketika getaran kerinduan
mereka kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak terkendali.
Adapun para sahabat seperti sayyidina Ali bin Abi Thalib, sayyidina
Abdullah bin Abbas dan sahabat-sahabat yang lainnya mereka tetap dapat
menahan diri dari kerinduan dan kecintaannya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga mereka tetap kuat hatinya untuk
mengucapkan kalimat :
السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
“ Salam sejahtera atasmu wahai nabi dan limpahan rahmat dan keberkahan”
Sedangkan diantara para sahabat ada tidak mampu untuk mengucapkan
kalimat tersebut sehingga diantara mereka terjatuh pingsan ketika
membaca kalimat, karena teringat sang kekasih Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, sehingga mereka diberi keringan dan tentunya dengan
adanya udzur untuk mengatakan :
السَّلاَمُ عَلَيْهِ
“ Salam sejahtera atasnya”
Sehingga jika disebabkan karena ingin memuliakan dan mengagungkan nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka diperbolehkan untuk
menambahkan kalimat “Sayyidina” atau “Maulana” untuk memanggil nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Terdapat ribuan bentuk shalawat
yang menggunakan lafadz “Sayyidina”, bahkan beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam menamakan dirinya “Sayyid”, sebagaimana sabda beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam:
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ وَلَاَ فَخْرَ
“ Aku adalah pemimpin anak Adam dan tanpa ada kebanggaan (kesombongan)”
Dan dalam riwayat yang lain beliau bersabda :
أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“ Aku adalah pemimpin manusia di hari kiamat”
Kata “Sayyid” tidak hanya khusus untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam namun kata itu bisa untuk siapa saja, namun ketika kita
mengucapkan kalimat “ Sayyidina wa Maulana Muhammad”, maka maksud
kalimat itu tidak ada yang lain kecuali nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam. Kemudian jumlah nama nabi Muhamamd shallallahu ‘alaihi
wasallam sangat banyak, hingga mencapai lebih dari 100 nama, dimana
dari semua huruf hijaiyah terdapat nama nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam, sebagai contoh huruf alif ( أ ) yaitu أمين : Amiin
(yang dipercaya), diman beliau shallallahu ‘alaihi wasallam digelari
dengan Al Amiin, sehingga kuffar quraisy yang selalu memusuhi beliau
shallallhu ‘alaihi wasallam mereka masih mempercayai beliau dan tetap
menitipkan barang-barang berharga mereka kepada nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam padahal mereka memusuhi beliau shallallahu
‘alaihi wasallam dan selalu berusaha untuk membunuh beliau shalallahu
‘alaihi wasallam, namun karena ketika itu di Makkah tidak ada orang yang
dapat lebih dipercaya dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
sehingga ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam akan hijrah, beliau
tidak meninggalkan begitu saja barang-barang kuffar quraisy yang
dititipkan kepada beliau, namun barang-barang tersebut diserahkan kepada
sayyidina Ali bin Abi Thalib untuk dikembalikan kepada pemiliknya para
kuffar quraisy, dengan berkata : “Wahai Ali kembalikanlah barang-barang
ini kepada pemiliknya, karena mereka telah menitipkannya kepadaku,
barang ini milik si fulan, barang ini milik si fulan ”, kemudian beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam memerintah sayyidina Ali bin Abi Thalib
untuk tidur di tempat tidur beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau
tidak lupa akan amanah yang dititipkan kepada beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam, demikianlah akhlak luhur beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
yang diberi julukan “Al Amiin”.
Kemudian huruf Ba’ ( ب ) yang
diantaranya adalah بسام : Bassaam ( yang banyak tersenyum), huruf Ta’ ( ت
) yaitu تقي : Taqiiy (yang bertaqwa), huruf Tsaa’ (ث) yaitu ثابت :
Tsaabit ( orang yang tegar atau teguh ), sebagaimana ketika beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam diminta utnuk berhenti berdakwah dan
meninggalkan agamanya, maka beliau berkata dengan tegas : “Jika
seandainya kalian letakkan bulan di tangan kananku dan matahari di
tangan kiriku, agar aku meninggalkan dakwah ini, sungguh aku tidak akan
melakukannya”, atau ثبات : Tsabbaat (yang memperkuat orang lain baik di
dunia atau di akhirat), sehingga orang yang banyak bershalawat kepada
nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga akan dikuatkan dan
diteguhkan dalam melawan dan menghindari perbuatan maksiat.
Kemudian huruf Jim (ج) yaitu جميل : Jamiil atau جمال : Jamaal (yang
indah/ keindahan), kemudian huruf Haa’ (ح) yaitu حليم : Haliim (yang
berlemah lembut dan memaafkan), huruf Khaa’ (خ) yaitu خبير : Khabiir
(yang banyak memberi kabar), sebagaimana beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam banyak memberi kabar kepada kita akan kabar-kabar yang
dikabarkan oleh Allah kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, setiap
rasul adalah Khabiir demikian juga para ulama’ dan para shalihin dimana
mereka juga menyampaikan kabar-kabar mulia. Kemudian huruf Daal (د)
yaitu داع : Daa’i (yang mengajak), dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam adalah pemimpin para Daa’i. Kemudian huruf Dzaal (ذ) yaitu ذكي :
Dzakiy ( orang yang cerdas). Kemudian huruf Raa’ (ر) yaitu رحمة (kasih
sayang), huruf zaay (ز) yaitu زكي : Zakiy (orang yang suci). Dan huruf
Siin (س) yang salah satunya adalah سيد : Sayyid (pemimpin), lalu huruf
Syiin (ش ) yaitu شكور : Syakuur (yang banyak bersyukur), serta شافع :
Syaafi’ (yang memberi syafaat), demikian indahnya nabi Muhammad shallahu
‘alaihi wasallam sehingga dari semua huruf hijaiyyah terdapat nama
beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak ada nama makhluk yang lebih
banyak di alam semesta ini daripada nama nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam, nama makhluk yang paling dahulu adalah nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, dan nama mahkluk yang akan membuka surga
adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Rahasia kebenaran
yang dilimpahkan oleh Allah subhanahu wata’ala kepada kita melalui nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan limpahan rahmat yang
besar bagi kita, sehingga dengan mengenal nama-nama beliau shallallahu
‘alaihi wasallam kita dapat memberi nama sendiri untuk nama anak-anak
kita, jika kita merasa kesulitan untuk memintakan nama mereka kepada
para ulama’. Inilah rahasia kelembutan Allah subhanahu wata’ala yang
terwariskan kepada orang yang memberikan namanya dengan nama nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana perintah beliau dalam
sabdanya shallallahu ‘alaihi wasallam :
سَمُّوْا بِاسْمِيْ
“ Berilah nama dengan namaku”
Hadirin yang dimuliakan Allah, Penjelasan akan nama-nama nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam yang diawali dengan huruf-huruf hijaiyah
insyaallah akan kita lanjutkan pada majelis yang akan datang. Dan malam
ini kita akan melakukan shalat ghaib yang akan dipimpin oleh Al Habib
Hud untuk Al Marhum As Syahid As Syaikh Said Ramadhan Al Buthi yang
wafat karena di bom di saat beliau mengajar di masjid. Selanjutnya kita
bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala, semoga Allah mengabulkan
segala hajat-hajat kita di dunia dan akhirat, amin allahumma amin.
No comments:
Post a Comment