Orang yang terharamkan dari kebaikan adalah mereka yang tidak hadir di majelis padahal punya waktu dan kemampuan, maka menyesal mereka nanti di akhirat sebagai orang yang bangkrut
Ilmu hanya Allah berikan kepada orang yang beruntung, adapun orang yang sial adalah yang terharamkan dari mendapatkan hal tersebut..maka harus semangatlah kita dalam menuntut ilmunya rasulullah
Ilmu yang menghasilkan kebaikan adalah pengamalan ilmu yang bersanad, sebab (sanad) itulah khususiyah bagi umat islam yang tidak ada di umat lain, bersumber dari ulama yang jelas, sumber yang jelas dan ilmu yang nyambung kepada Nabi SAW, lihat alurnya bersandarkan kepada siapa?
Sehingga Nabi SAW memerintahkan para sahabat untuk mengambil ilmu kepada Rasulullah "Ambil dari saya cara kalian beribadah"...menuntut ilmu dan bertanya kepada ahlinya yaitu mereka orang yang selalu mengingat Allah, sehingga para sahabat siang dan malam mengambil ilmu kepada Nabi SAW, tinggal bersama Nabi sebagaimana para Ahlul Suffah, seperti Sayyidina Abu Hurairah, sehingga bertanya orang orang "Darimana engkau dapat ilmu sedemikian banyak? Berkata Abu Hurairah; sementara orang sibuk bekerja di pasar, aku sibuk menuntut ilmu bersama Rasulullah", hingga diceritakan bahwa Sayyidina Abu Hurairah selalu dalam keadaan lapar dan jika bertemu sahabat lainnya ia pun mengharap agar ditanya tentang ilmu yang ia tahu hingga ia akan berkata "Aku beritahu jawabannya tapi ajak aku ke rumahmu" ia berbuat seperti itu agar di ajak makan. Namun taktik tersebut tidak mempan ketika ia bertemu dengan Sayyidina Abubakar AsShiddiq dan Sayyidina Umar bin Khattab...pucat dan lemas Abu Hurairah menahan lapar, hingga Nabi SAW datang disampingnya dan mengajaknya makan, dihidangkan susu Abu Hurairah senang sekali, namun ternyata Nabi SAW menyuruh panggil para Ahlu Suffah yang lain, hampir 20 orang turut meminum satu gelas susu, bergiliran diputer satu persatu hingga sisa sedikit ketika sampai di Abu Hurairah, Nabi SAW berkata "Tinggal aku dan engkau", Abu Hurairah bingung, susu tinggal sedikit tentu Nabi lebih berhak, namun Nabi berkata "Minum wahai Abu Hurairah" selesai disuruh minum lagi tidak habis habis minum, hingga Abu Hurairah berkata "Sudah kenyang Ya Rasulullah"..berkah Rasulullah! itulah perjuangan menuntut ilmu
Sayyidina Umar bin Khattab juga bekerja berbisnis urusan duniawi memenuhi kebutuhan dan keperluannya dengan para sahabat Anshar dan tetap ikut majelisnya Rasulullah SAW, mereka menyiasati dengan bergantian hadir dan orang yang hadir menceritakan lagi ilmu yang didengar sehingga tidak ada yang luput mereka ilmu dari majelis Nabi SAW...lihatlah! mereka ingin mendapat ilmu dengan sanad yang langsung kepada Nabi SAW dan dari orang yang dipercaya
Zaid bin Tsabit pencatat AlQuran beliau merupakan sahabat senior, Sayyidina Abdullah bin Abbas sepupu Nabi SAW ketika Nabi SAW wafat beliau masih belasan tahun, adabnya dalam menuntut ilmu Sayyidina Abdullah bin Abbas walaupun beliau sepupu Nabi SAW ia tidak berani mengetuk pintu Zaid bin Tsabit, beliau menunggu hingga tertutup debu, takut menganggu Zaid yang sedang berada di dalam, hingga Zaid keluar rumah dan mendapati Abdullah bin Abbas dalam keadaan berdebu demi bertanya suatu ilmu, sahabat Nabi rela berjalan ribuan kilometer demi 1 hadist dari sahabat yang lain, seperti menanyakan arti "Hamba yang soleh" dalam surat AlKahfi walaupun sudah tahu jawabannya tetapi hanya untuk memastikan karena tidak ingin ilmunya didasarkan pada prasangka "klo gak salah" atau "katanya"
Ini ilmu bukan tebak tebakan dan harus nyambung sanadnya kepada Nabi SAW, Sayyidina Ali bin Abi Thalib sewaktu ke Basrah - Iraq, mendapati ada halaqah yang tidak jelas sanadnya dan berkata "Engkau tidak berhak mengajar, menjadi guru..sanadmu tidak bersambung kepada Nabi SAW" terkecuali terhadap halaqah Imam Hasan Al Bashri karena bersambung sanadnya kepada Nabi SAW dan berguru juga ia kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib
Nabi SAW bilang kepada para sahabat untuk mengambil ilmu juga kepada Sayyidatuna Aisyah, ketika Nabi SAW masih hidup pun sahabat mengambil ilmu tentang Nabi dari Aisyah, turut mengambil ilmu dari orang kepercayaan Nabi...menyambung sanadnya, begitupula para imam sesudah mereka Imam Abu Hanifah yang berguru kepada Sayyidina Jafar AsShodiq dll.dari mereka dengan sanad dan alur yang jelas asal usulnya, Imam Faqih AlMuqoddam berguru kepada Syaikh Salim Bafadhol walau hanya sekedar membaca AlFatiha agar nyambung sanadnya kepada guru syaikh Salim Bafadhol, yaitu ia berguru kepada Al Imam Syaikh Abdul Qodir Jailani selama 40 thn dan pulang membawa 80 unta penuh dengan kitab, tetapi lihat orang zaman sekarang belajar 4 hari, 40 hari, hafal 40 hadist sudah menanggap dirinya ulama dan berfatwa
Imam Thohir bin Husain bin Thohir guru dari Habib Utsman bin Yahya mufti betawi, selalu mengambil kitab untuk belajar meskipun kepada ulama yang derajatnya dibawah beliau....ini adalah orang yang haus akan ilmu
Orang yang ingin berjalan menuju Allah harus ada guru yang membimbingnya hingga sampai kepada Allah, guru yang membimbingnya atau guru yang mengenalkannya kepada Allah sehingga ilmu dan pemahaman yang di dapat jelas!
Barangsiapa yang berbicara AlQuran tanpa ilmu atau semaunya maka siapkan diri ke neraka!, orang sekarang bilang saya mampu belajar sendiri tanpa guru, pemikiran saya mampu cukup baca dari kitab, tidak butuh Murabbi
Dahulu Nabi tidak langsung membawa AlQuran 30 juz tetapi sedikit demi sedikit selama 23 tahun, hingga turun ayat "Al yauma akmaltu lakum dinakum, wa atmamtu ‘alaikum ni’mati wa radhitu lakum Islama dinan” dibimbing oleh Nabi karena ia adalah Murabbi
Lihat darimana ilmumu berasal..telusuri, ada orang ditanya, belajar dimana? Gak tau, atau menjawab saya belajar dari syaikh anu, gurunya syaikh anu terus chicago, bagaimana bisa dipercaya nuntut ilmu seperti itu? dari guru guru Yahudi dan Nasrani? Klo bukan karena guru tidak akan bisa mengenal Allah, tidak akan bisa berubah dari kedudukan rendah ke kedudukan yang tinggi dan tidak akan tahu makna penghambaan kepada Allah
(Habib Jindan bin Nouval bin Salim bin Jindan)
Kumpulan atau Komunitas Para Pemuda - Pemudi Ahlusunnah Wal Jama'ah, Pecinta Para Habaib, dan Pengikut Mazhab Imam Syafi'i yang berdiri di Kota Bekasi sejak tanggal 26 Dzulqa'dah 1433 H / 13 Oktober 2012 M. Sekretariat : Jl.H.Ilyas Rt 02/012 Kel.Jakamulya Kec.Bekasi Selatan Kota.Bekasi Peduli Perjuangan KBMRS BEKASI 7510254974 BCA A/N Aris Afriadi Contac Person : 0858-1090-0040
No comments:
Post a Comment